Para pejabat AS khawatir bahwa kembalinya sanksi era Trump yang mempercepat penurunan produksi minyak Venezuela akan menaikkan harga gas di pompa bensin AS dan mendorong lebih banyak migrasi dari Venezuela ketika Presiden Biden berkampanye untuk terpilih kembali pada bulan November. Membatasi perusahaan minyak Barat akan memperketat pasokan energi global dan membuka jalan bagi investasi Tiongkok di Venezuela, kata mereka. Pejabat pemerintahan Biden mengatakan mereka tidak menganggap sanksi minyak—yang ditujukan terhadap Venezuela pada awal tahun 2019 dalam upaya mantan Presiden Donald Trump untuk menggulingkan Maduro dari kekuasaan—tidak bersifat konstruktif. Pemerintahan Biden pada Rabu mengatakan pihaknya akan mengizinkan beberapa perusahaan minyak Amerika dan Eropa untuk tetap beroperasi di Venezuela setelah upaya AS membujuk Presiden Nicolas Maduro melakukan perombakan demokrasi dengan mencabut sanksi ekonomi yang berakhir dengan semakin mengerasnya rezim otoriternya. Setelah Maduro melanggar perjanjian bulan Oktober dengan AS untuk menyelenggarakan pemilu yang bebas dan adil, Gedung Putih berada di bawah tekanan untuk menerapkan kembali sanksi terhadap industri energi vital Venezuela. Berdasarkan pedoman baru yang dirilis Rabu, sejumlah perusahaan energi Barat yang memasuki Venezuela setelah AS mencabut sanksi dan mengeluarkan izin umum enam bulan yang mengizinkan operasi minyak diharuskan mengajukan izin individu dari Departemen Keuangan untuk tetap berada di negara tersebut. Tanpa izin tersebut, mereka harus menutup operasinya pada tanggal 31 Mei.